Selasa, 02 April 2013

Resensi Kepemimpinan Steve Jobs

Judul : STEVE JOBS
Penulis : WALTER ISAACSON
Penerjemah : Word++ Translation Service & Tim Bentang
Penerbit : BENTANG PUSTAKA
Halaman : 728 + photo
Cetakan : 1, Oktober 2011
v  Resensi Kepemimpinan Steve Jobs dalam Pengembangan TQM
Seorang teman dekat Jobs, Del Yocam mengatakan: “Menurutku, keinginannya untuk mengendalikan apa pun yang dia ciptakan, berasal langsung dari kepribadiannya dan fakta bahwa dia telah ditinggalkan ketika lahir.” (hal. 6). Coba anda perhatikan kalimat Del Yocam berikut: ....keinginannya untuk mengendalikan apa pun yang dia ciptakan...... Apa maksudnya? Komputer Apple paling terkemuka sepanjang masa, Macintosh, sebenarnya dinamai demikian oleh Jef Raskin. McIntosh adalah jenis apel kesukaan Raskin. Ejaannya diubah menjadi Macintosh agar tidak menyamai nama pembuat peralatan audio, McIntosh Laboratory. Namun Raskin berbeda pandangan dengan Jobs soal performa Macintosh. Raskin hanya ingin sebuah komputer dengan harga $1.000. Dengan harga serendah itu, sudah bisa dipastikan bahwa performa komputer itu biasa – biasa saja. Berbeda dengan Raskin, Jobs menginginkan sebuah komputer yang hebat. Ia tidak mempedulikan berapa harga yang akan dibandrol. Menurutnya, komputer hebat layak untuk dihargai dengan harga yang tinggi. Raskin pun dipecat.
Bisa jadi masa lalu Jobs juga sangat berpengaruh pada kepribadiannya yang kasar bahkan kejam. Jobs mengelompokkan orang yang bekerja di sekelilingnya dengan orang – orang yang “mendapatkan pencerahan” dan orang – orang yang “tidak baik”. Hasil karya mereka juga dinilai sebagai karya yang “terbaik” atau “sampah”. Ia seringkali meneriaki ide orang yang bekerja padanya sebagai sampah. Namun jika beberapa hari kemudian ia menyetujui ide itu, ia akan membicarakannya kepada setiap orang sehingga seolah – olah ide itu berasal dari dirinya.
Meskipun Jobs sering mencela, ia sangat menghormati orang yang memiliki keyakinan terhadap idenya. Jika Jobs mencela salah seorang insinyurnya dan sang insinyur membantah dengan mengatakan bahwa ia sedang melakukan yang terbaik, Jobs seringkali bisa menerima ide itu. Jobs pernah melihat kerja Bill Atkinson dan mencelanya sebagai sampah. Atkinson membantahnya dan menjelaskan mengapa yang ia kerjakan merupakan sesuatu yang terbaik. Jobs pun menyerah. Berdasarkan pengalamannya, Atkinson mengajari rekan – rekannya agar menerjemahkan celaan “sampah” Jobs dengan: “katakan kepadaku mengapa itu adalah cara terbaik untuk melakukannya”. (hal. 157). Banyak orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Jobs. Tetapi, orang – orang terdekat Steve Jobs adalah orang – orang yang memiliki kepribadian kuat. Bukan para penjilat. Namun sebenarnya saya menginginkan agar Steve Wozniak mendapatkan porsi yang banyak mengingat ia adalah salah seorang di balik kesuksesan Jobs. Ia lah yang menciptakan Apple yang pertama. Dan ia jugalah satu – satunya orang yang tidak pernah dicela atau diperlakukan kasar oleh Jobs.
Jobs adalah seorang teknolog piawai cum seniman sejati. Tentu saja, ia juga seorang perfeksionis. Ia menuntut kesempurnaan meski harus berdebat dengan anggota tim produksi Apple. Ketika komputer Macintosh dalam tahap produksi, kepada James Ferris, direktur layanan kreatif, Jobs berkeras, “Kita harus membuatnya terlihat klasik sehingga tidak ketinggalan zaman, seperti Volkswagen Beetle.. seni besar menciptakan selera, bukan mengikuti selera.. Itulah yang harus kita lakukan dengan Macintosh.” Jobs tidak hanya menuntut kesempurnaan di sisi tampilan luar produknya, dan ini yang paling ekstrim, ia pernah memaksa timnya untuk mengubah tampilan memori yang akan mereka gunakan di Macintosh, meski bagian tersebut tak akan terlihat oleh konsumen. “Bagian itu sangat indah. Namun lihatlah chip memorinya. Jelek sekali. Garisnya terlalu berdekatan. Aku ingin agar memori chip itu dibuat seindah mungkin, meskipun tempatnya berada di dalam kotak. Seorang tukang kayu yang hebat tidak akan menggunakan kayu jelek untuk membuat bagian belakang sebuah lemari, meskipun tak seorang pun akan melihatnya,” tegas Jobs.
Jika timnya mulai menentang idenya, Jobs spontan melakukan serangan balik dengan jurusnya yang sangat menakutkan dan terkenal di kalangan orang-orang terdekatnya, yaitu distorsi realitas lapangan; sebuah istilah yang diambil dari film Star Trek oleh salah seorang tim Macintosh, Bud Tribble, untuk sekedar memperhalus fakta bahwa Jobs suka membohongi kenyataan di lapangan dan memaksa orang lain agar percaya dengan apa yang ia yakini. “Jika sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain maka dia akan dengan sigap menggantinya dengan argumen lain.
Cita-cita Steve Jobs, seperti yang ditulisnya sendiri, adalah mendirikan perusahaan yang sukses dan mampu bertahan lama tempat berkumpulnya orang-orang terbaik menghasilkan produk-produk yang hebat. Perusahaan itu adalah Apple yang didirikan Jobs bersama Steve Wozniak dan Ronald Wayne tahun 1976, lalu menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1977. Selama masa-masa awal, Apple menghasilkan produk-produk seperi Apple I, Apple II, Lisa dan Macintosh. Pada tahun 1985 Jobs meninggalkan Apple akibat perselisihannya dengan Sculley (presiden direktur Apple saat itu) dan jajaran direktur lainnya. Setelah itu Jobs mendirikan perusahaan komputer NeXT, meski bisa dikatakan tidak begitu sukses. Akuisisinya terhadap devisi grafis komputer Lucasfilm yang kemudian berubah nama menjadi Pixar adalah keputusan yang tepat. Kolaborasinya bersama Ed Catmull dan John Lasseter menjadikan Pixar sebagai perusahaan pembuat film-film animasi terkemuka. Jika kita pernah menonton Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc., Finding Nemo, The Incredibles, Cars, Ratatouille, WALL-E, Up, itu adalah di antara karya-karya sukses Pixar. Pada tahun 2006 Pixar dibeli oleh Disney lewat kesepakatan yang saling menguntungkan.
Keberhasilannya di Pixar menunjukkan semangat dan kreativitas Steve Jobs yang tidak pernah mati. Dan yang lebih mencengangkan adalah prestasinya sejak ia kembali bergabung dengan Apple pada tahun 1997 sebagai penasehat, lalu tahun 2000 sebagai CEO. Kembalinya Jobs berhasil mengangkat Apple dari ambang kebangkrutan menjadi perusahaan yang bernilai tinggi lewat serangkaian produk-produk inovatif seperti iMac, Macintosh generasi baru, Apple Store, iPod, iTunes, iPhone, dan iPad.  Hebatnya, produk-produk tersebut dihasilkan hanya dalam waktu kurang lebih satu dekade. Kehadiran Jobs memberi gairah baru dalam dunia bisnis dan teknologi. Presentasinya yang khas dalam memperkenalkan produk-produk baru Apple selalu ditunggu. Karena prestasinya tersebut, Jobs dinilai sebagai salah satu CEO tersukses sepanjang sejarah. Menurut Walter Isaacson, bahkan Steve Jobs layak disandingkan dengan Thomas Alfa Edison dan Henry Ford.
Steve Jobs lahir pada tahun 1955. Tahun tersebut juga menandai kelahiran seorang genius yang lain sekaligus kompetitor Jobs, Bill Gates.  Ibu kandung Jobs, Joanne Sieble, adalah keturunan Jerman, sedangkan ayahnya, Abdulfattah Jandali dari Suriah. Selanjutnya Jobs diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs. Jobs kecewa saat mengetahui bahwa ayah kandungnya sendiri telah meninggalkannya. Tapi hal itu tak pernah membuat hidupnya terbebani. Kecintaannya pada teknologi, komputer dan seni justru mengantarnya pada pencapaian karir yang luar biasa. Jobs adalah seorang perfeksionis sejati yang terobsesi dengan produk-produk yang hebat. Ia memberi perhatian lebih pada detail-detail yang tidak semua orang bisa melihatnya sebaik Jobs. Bahkan dia tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan “sampah” terhadap hasil kerja orang lain jika menurutnya produk itu tidak sehebat dalam gambarannya. Bentuk lain dari sikapnya adalah apa yang oleh rekan-rekan kerjanya menyebutnya sebagai “distorsi realitas lapangan”. Sikapnya yang keras dan ngotot tersebut dalam beberapa kesempatan berhasil mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dikerjakan.
Dalam hal desain Jobs menyukai kesederhanaan. Sederhana berarti  memahami esensi suatu produk supaya dapat menghilangkan hal-hal yang tidak penting. Selain sederhana, produk Apple juga terlihat sangat elegan, tertutup (bandingkan Macintosh dengan Windows), dan terintegrasi. Hal demikian dimaksudkan untuk memberikan pengalaman tersendiri kepada pengguna saat menggunakan produk Apple, meski sebagian mengkritik Apple terlalu membatasi dan memegang kendali. User experience memang menjadi salah satu senjata andalan  Apple untuk memenangkan pelanggannya, hal yang belakangan menjadi bahan perselisihan, dengan Google dan Samsung misalnya.
Dibalik karirnya yang cemerlang, Steve Jobs juga memiliki cerita yang lain. Saat muda Steve Jobs biasa mengonsumsi narkotika jenis LSD. Selain itu Jobs dikenal sebagai seorang vegetarian dan melakukan diet yang ketat. Gaya hidupnya layaknya seorang hippie. Yang disayangkan, seperti yang dilakukan ayah kandungnya kepadanya dan Ibunya, Jobs meninggalkan kekasihnya, Chrisann Brennan saat hamil dan melahirkan anaknya yang diberi nama Lisa. Jobs kemudian beberapa kali menjalin hubungan dengan wanita tetapi selalu kandas sebelum akhirnya menikah dengan Laurene Powell. Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai anak: Reed, Erin dan Eve.
Selama menjalankan aktivitasnya di Apple, Steve Jobs juga berjuang dengan penyakitnya. Awalnya,pada tahun 2003 gangguan pankreasnya terdeteksi. Lalu pada tahun 2008 diketahui kankernya telah menyebar. Dan puncaknya pada tahun 2011. Kondisi kesehatannya menurun drastis sampai akhirnya waktu perpisahan tiba. Steve Jobs meninggal pada usia 56 tahun, meninggalkan keluarga dan warisan pencapaian yang dilanjutkan oleh generasi setelahnya.
Warisan yang tidak kalah pentingnya adalah inspirasi. Di antaranya, bisa kita dapatkan dari 3 cerita yang disampaikan Jobs dalam pidatonya pada acara wisuda Stanford University, Oktober 2003. Pertama, tentang keluarnya Jobs dari Reed College,
“Saya bisa berhenti mengambil mata kuliah yang tidak menarik bagi saya, dan mulai menghadiri mata kuliah yang kelihatannya jauh lebih menarik.”
Kedua, tentang pemecatannya dari Apple dan itu baik baginya,
“Beratnya menjadi sukses digantikan oleh ringannya menjadi pemula lagi karena pemula berarti tak punya beban.”
Inspirasi berikutnya dari cerita ketiga, tentang diagnosis kanker pankreasnya,
“Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat terpenting yang pernah saya temukan untuk membantu mengambil keputusan besar dalam hidup. Sebab, hampir segalanya—segenap harapan eksternal, kesombongan, perasaan takut, malu atau gagal—semua hal itu menjadi tidak relevan di hadapan kematian yang hanya menyisakan hal-hal yang sungguh penting. Mengingat bahwa Anda akan mati adalah cara terbaik yang saya ketahui untuk menghindari perangkap berupa ketakutan akan kehilangan sesuatu. Anda sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.”
   v  Menurut kelompok kami karakteristik Steve Jobs adalah sebagai berikut :
1.    Tanggung jawab yang seimbang
Yaitu antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. Misalnya pada saat Steve Jobs Meskipun Jobs sering mencela, ia sangat menghormati orang yang memiliki keyakinan terhadap idenya.
2.    Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
Pemimpin yang baik harus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat. Seperti saat Steve Jobs Jika timnya mulai menentang idenya, Jobs spontan melakukan serangan balik dengan jurusnya yang sangat menakutkan dan terkenal di kalangan orang-orang terdekatnya, yaitu distorsi realitas lapangan.
3.    Mempunyai kemampuan untuk menyakinkan orang lain
Misalnya pada saat Steve Jobs jika sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain maka dia akan dengan sigap menggantinya dengan argumen lain
   v  Gaya Kepemimpinan yang dianut oleh Steve Jobs yaitu :
Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokratis disebut juga kepemimpinan dictator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Seperti pada saat banyak orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Jobs. Tetapi, orang – orang terdekat Steve Jobs adalah orang – orang yang memiliki kepribadian kuat. Bukan para penjilat.
Steve Wozniak  lah yang menciptakan Apple yang pertama. Dan ia jugalah satu – satunya orang yang tidak pernah dicela atau diperlakukan kasar oleh Jobs. Jobs adalah seorang teknolog piawai cum seniman sejati. Tentu saja, ia juga seorang perfeksionis. Ia menuntut kesempurnaan meski harus berdebat dengan anggota tim produksi Apple.
Anggota Kelompok :
Amadea Dwi N. ( 115020207113008 )
Elsa Dewi S.      (  115020207113044 )
      Yusuf Efendi     ( 115020207113022 )