Penulis : WALTER ISAACSON
Penerjemah
: Word++ Translation Service & Tim Bentang
Penerbit : BENTANG PUSTAKA
Halaman : 728 + photo
Cetakan
: 1, Oktober 2011
v Resensi Kepemimpinan Steve Jobs dalam Pengembangan TQM
Seorang
teman dekat Jobs, Del Yocam mengatakan: “Menurutku, keinginannya untuk
mengendalikan apa pun yang dia ciptakan, berasal langsung dari kepribadiannya
dan fakta bahwa dia telah ditinggalkan ketika lahir.” (hal. 6). Coba anda perhatikan
kalimat Del Yocam berikut: ....keinginannya untuk mengendalikan apa pun
yang dia ciptakan...... Apa maksudnya? Komputer Apple paling terkemuka
sepanjang masa, Macintosh, sebenarnya dinamai demikian oleh Jef Raskin.
McIntosh adalah jenis apel kesukaan Raskin. Ejaannya diubah menjadi Macintosh
agar tidak menyamai nama pembuat peralatan audio, McIntosh Laboratory. Namun
Raskin berbeda pandangan dengan Jobs soal performa Macintosh. Raskin hanya
ingin sebuah komputer dengan harga $1.000. Dengan harga serendah itu, sudah
bisa dipastikan bahwa performa komputer itu biasa – biasa saja. Berbeda dengan
Raskin, Jobs menginginkan sebuah komputer yang hebat. Ia tidak mempedulikan
berapa harga yang akan dibandrol. Menurutnya, komputer hebat layak untuk
dihargai dengan harga yang tinggi. Raskin pun dipecat.
Bisa jadi
masa lalu Jobs juga sangat berpengaruh pada kepribadiannya yang kasar bahkan
kejam. Jobs mengelompokkan orang yang bekerja di sekelilingnya dengan orang –
orang yang “mendapatkan pencerahan” dan orang – orang yang “tidak baik”. Hasil
karya mereka juga dinilai sebagai karya yang “terbaik” atau “sampah”. Ia
seringkali meneriaki ide orang yang bekerja padanya sebagai sampah. Namun jika beberapa hari kemudian ia
menyetujui ide itu, ia akan membicarakannya kepada setiap orang sehingga seolah
– olah ide itu berasal dari dirinya.
Meskipun
Jobs sering mencela, ia sangat menghormati orang yang memiliki keyakinan
terhadap idenya. Jika Jobs mencela salah seorang insinyurnya dan sang insinyur
membantah dengan mengatakan bahwa ia sedang melakukan yang terbaik, Jobs
seringkali bisa menerima ide itu. Jobs pernah melihat kerja Bill Atkinson dan
mencelanya sebagai sampah. Atkinson membantahnya dan menjelaskan mengapa yang
ia kerjakan merupakan sesuatu yang terbaik. Jobs pun menyerah.
Berdasarkan
pengalamannya, Atkinson mengajari rekan – rekannya agar menerjemahkan celaan
“sampah” Jobs dengan: “katakan kepadaku mengapa itu adalah cara terbaik untuk
melakukannya”. (hal. 157). Banyak orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan
Jobs. Tetapi, orang – orang terdekat Steve Jobs adalah orang – orang yang
memiliki kepribadian kuat. Bukan para penjilat. Namun
sebenarnya saya menginginkan agar Steve Wozniak mendapatkan porsi yang banyak
mengingat ia adalah salah seorang di balik kesuksesan Jobs. Ia lah yang
menciptakan Apple yang pertama. Dan ia jugalah satu – satunya orang yang tidak
pernah dicela atau diperlakukan kasar oleh Jobs.
Jobs
adalah seorang teknolog piawai cum seniman sejati. Tentu saja, ia
juga seorang perfeksionis. Ia menuntut kesempurnaan meski harus berdebat dengan
anggota tim produksi Apple. Ketika komputer Macintosh dalam tahap produksi,
kepada James Ferris, direktur layanan kreatif, Jobs berkeras, “Kita harus
membuatnya terlihat klasik sehingga tidak ketinggalan zaman, seperti Volkswagen
Beetle.. seni besar menciptakan selera, bukan mengikuti selera.. Itulah yang
harus kita lakukan dengan Macintosh.” Jobs tidak hanya menuntut kesempurnaan di
sisi tampilan luar produknya, dan ini yang paling ekstrim, ia pernah memaksa
timnya untuk mengubah tampilan memori yang akan mereka gunakan di Macintosh,
meski bagian tersebut tak akan terlihat oleh konsumen. “Bagian itu sangat
indah. Namun lihatlah chip memorinya. Jelek sekali. Garisnya terlalu berdekatan.
Aku ingin agar memori chip itu dibuat seindah mungkin, meskipun tempatnya
berada di dalam kotak. Seorang tukang kayu yang hebat tidak akan menggunakan
kayu jelek untuk membuat bagian belakang sebuah lemari, meskipun tak seorang
pun akan melihatnya,” tegas Jobs.
Jika
timnya mulai menentang idenya, Jobs spontan melakukan serangan balik dengan
jurusnya yang sangat menakutkan dan terkenal di kalangan orang-orang
terdekatnya, yaitu distorsi realitas lapangan; sebuah istilah yang diambil dari
film Star Trek oleh salah seorang tim Macintosh, Bud Tribble,
untuk sekedar memperhalus fakta bahwa Jobs suka membohongi kenyataan di
lapangan dan memaksa orang lain agar percaya dengan apa yang ia yakini. “Jika
sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain maka dia
akan dengan sigap menggantinya dengan argumen lain.
Cita-cita
Steve Jobs, seperti yang ditulisnya sendiri, adalah mendirikan perusahaan yang
sukses dan mampu bertahan lama tempat berkumpulnya orang-orang terbaik
menghasilkan produk-produk yang hebat. Perusahaan itu adalah Apple yang
didirikan Jobs bersama Steve Wozniak dan Ronald Wayne tahun 1976, lalu menjadi
perusahaan terbuka pada tahun 1977. Selama masa-masa awal, Apple menghasilkan
produk-produk seperi Apple I, Apple II, Lisa dan Macintosh.
Pada tahun
1985 Jobs meninggalkan Apple akibat perselisihannya dengan Sculley (presiden
direktur Apple saat itu) dan jajaran direktur lainnya. Setelah itu Jobs
mendirikan perusahaan komputer NeXT, meski bisa dikatakan tidak begitu sukses.
Akuisisinya terhadap devisi grafis komputer Lucasfilm yang kemudian berubah nama
menjadi Pixar adalah keputusan yang tepat. Kolaborasinya bersama Ed Catmull dan
John Lasseter menjadikan Pixar sebagai perusahaan pembuat film-film animasi
terkemuka. Jika kita pernah menonton Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc.,
Finding Nemo, The Incredibles, Cars, Ratatouille, WALL-E, Up, itu adalah di
antara karya-karya sukses Pixar. Pada tahun 2006 Pixar dibeli oleh Disney lewat
kesepakatan yang saling menguntungkan.
Keberhasilannya
di Pixar menunjukkan semangat dan kreativitas Steve Jobs yang tidak pernah
mati. Dan yang lebih mencengangkan adalah prestasinya sejak ia kembali
bergabung dengan Apple pada tahun 1997 sebagai penasehat, lalu tahun 2000
sebagai CEO. Kembalinya Jobs berhasil mengangkat Apple dari ambang kebangkrutan
menjadi perusahaan yang bernilai tinggi lewat serangkaian produk-produk
inovatif seperti iMac, Macintosh generasi baru, Apple Store, iPod, iTunes,
iPhone, dan iPad. Hebatnya, produk-produk tersebut dihasilkan hanya dalam
waktu kurang lebih satu dekade. Kehadiran Jobs memberi gairah baru dalam dunia
bisnis dan teknologi. Presentasinya yang khas dalam memperkenalkan
produk-produk baru Apple selalu ditunggu. Karena prestasinya tersebut, Jobs
dinilai sebagai salah satu CEO tersukses sepanjang sejarah. Menurut Walter
Isaacson, bahkan Steve Jobs layak disandingkan dengan Thomas Alfa Edison dan
Henry Ford.
Steve Jobs
lahir pada tahun 1955. Tahun tersebut juga menandai kelahiran seorang genius
yang lain sekaligus kompetitor Jobs, Bill Gates. Ibu kandung Jobs, Joanne
Sieble, adalah keturunan Jerman, sedangkan ayahnya, Abdulfattah Jandali dari
Suriah. Selanjutnya Jobs diadopsi oleh pasangan Paul dan Clara Jobs. Jobs kecewa
saat mengetahui bahwa ayah kandungnya sendiri telah meninggalkannya. Tapi hal
itu tak pernah membuat hidupnya terbebani. Kecintaannya pada teknologi,
komputer dan seni justru mengantarnya pada pencapaian karir yang luar biasa.
Jobs adalah seorang perfeksionis sejati yang terobsesi dengan produk-produk
yang hebat. Ia memberi perhatian lebih pada detail-detail yang tidak semua
orang bisa melihatnya sebaik Jobs. Bahkan dia tidak sungkan-sungkan untuk
mengatakan “sampah” terhadap hasil kerja orang lain jika menurutnya produk itu
tidak sehebat dalam gambarannya. Bentuk lain dari sikapnya adalah apa yang oleh
rekan-rekan kerjanya menyebutnya sebagai “distorsi realitas lapangan”. Sikapnya
yang keras dan ngotot tersebut dalam beberapa kesempatan berhasil mengubah
sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin untuk dikerjakan.
Dalam hal
desain Jobs menyukai kesederhanaan. Sederhana berarti memahami esensi
suatu produk supaya dapat menghilangkan hal-hal yang tidak penting. Selain
sederhana, produk Apple juga terlihat sangat elegan, tertutup (bandingkan
Macintosh dengan Windows), dan terintegrasi. Hal demikian dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman tersendiri kepada pengguna saat menggunakan produk Apple, meski
sebagian mengkritik Apple terlalu membatasi dan memegang kendali. User
experience memang menjadi salah satu senjata andalan Apple untuk
memenangkan pelanggannya, hal yang belakangan menjadi bahan perselisihan,
dengan Google dan Samsung misalnya.
Dibalik
karirnya yang cemerlang, Steve Jobs juga memiliki cerita yang lain. Saat muda
Steve Jobs biasa mengonsumsi narkotika jenis LSD. Selain itu Jobs dikenal
sebagai seorang vegetarian dan melakukan diet yang ketat. Gaya hidupnya
layaknya seorang hippie. Yang disayangkan, seperti yang dilakukan ayah
kandungnya kepadanya dan Ibunya, Jobs meninggalkan kekasihnya, Chrisann Brennan
saat hamil dan melahirkan anaknya yang diberi nama Lisa. Jobs kemudian beberapa
kali menjalin hubungan dengan wanita tetapi selalu kandas sebelum akhirnya
menikah dengan Laurene Powell. Dari pernikahannya tersebut mereka dikaruniai
anak: Reed, Erin dan Eve.
Selama
menjalankan aktivitasnya di Apple, Steve Jobs juga berjuang dengan penyakitnya.
Awalnya,pada tahun 2003 gangguan pankreasnya terdeteksi. Lalu pada tahun 2008
diketahui kankernya telah menyebar. Dan puncaknya pada tahun 2011. Kondisi
kesehatannya menurun drastis sampai akhirnya waktu perpisahan tiba. Steve Jobs
meninggal pada usia 56 tahun, meninggalkan keluarga dan warisan pencapaian yang
dilanjutkan oleh generasi setelahnya.
Warisan yang
tidak kalah pentingnya adalah inspirasi. Di antaranya, bisa kita dapatkan dari
3 cerita yang disampaikan Jobs dalam pidatonya pada acara wisuda Stanford
University, Oktober 2003. Pertama, tentang keluarnya Jobs dari Reed College,
“Saya bisa
berhenti mengambil mata kuliah yang tidak menarik bagi saya, dan mulai
menghadiri mata kuliah yang kelihatannya jauh lebih menarik.”
Kedua,
tentang pemecatannya dari Apple dan itu baik baginya,
“Beratnya
menjadi sukses digantikan oleh ringannya menjadi pemula lagi karena pemula
berarti tak punya beban.”
Inspirasi
berikutnya dari cerita ketiga, tentang diagnosis kanker pankreasnya,
“Mengingat
bahwa saya akan segera mati adalah alat terpenting yang pernah saya temukan
untuk membantu mengambil keputusan besar dalam hidup. Sebab, hampir
segalanya—segenap harapan eksternal, kesombongan, perasaan takut, malu atau
gagal—semua hal itu menjadi tidak relevan di hadapan kematian yang hanya
menyisakan hal-hal yang sungguh penting. Mengingat bahwa Anda akan mati adalah
cara terbaik yang saya ketahui untuk menghindari perangkap berupa ketakutan
akan kehilangan sesuatu. Anda sudah telanjang. Tidak ada alasan untuk tidak
mengikuti kata hati Anda.”
v Menurut kelompok kami karakteristik Steve Jobs adalah
sebagai berikut :
1.
Tanggung
jawab yang seimbang
Yaitu antara tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus
melaksanakan pekerjaan tersebut. Misalnya pada saat Steve Jobs Meskipun
Jobs sering mencela, ia sangat menghormati orang yang memiliki keyakinan terhadap
idenya.
2.
Memiliki
keterampilan komunikasi yang baik
Pemimpin yang baik harus bisa
menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat.
Seperti saat Steve Jobs Jika timnya mulai menentang idenya, Jobs spontan
melakukan serangan balik dengan jurusnya yang sangat menakutkan dan terkenal di
kalangan orang-orang terdekatnya, yaitu distorsi realitas lapangan.
3.
Mempunyai
kemampuan untuk menyakinkan orang lain
Misalnya pada saat Steve Jobs jika
sebuah argumen yang dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain maka dia
akan dengan sigap menggantinya dengan argumen lain
v Gaya Kepemimpinan yang dianut oleh
Steve Jobs yaitu :
Kepemimpinan
Otokratis
Kepemimpinan
otokratis disebut juga kepemimpinan dictator atau direktif. Orang yang menganut
pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan
yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Seperti
pada saat banyak orang yang tidak menyukai gaya kepemimpinan Jobs. Tetapi, orang – orang
terdekat Steve Jobs adalah orang – orang yang memiliki kepribadian kuat. Bukan
para penjilat.
Steve
Wozniak lah yang menciptakan Apple yang
pertama. Dan ia jugalah satu – satunya orang yang tidak pernah dicela atau
diperlakukan kasar oleh Jobs. Jobs adalah seorang teknolog
piawai cum seniman sejati. Tentu saja, ia juga seorang
perfeksionis. Ia menuntut kesempurnaan meski harus berdebat dengan anggota tim
produksi Apple.
Anggota
Kelompok :
Amadea Dwi N. ( 115020207113008 )
Elsa Dewi S. ( 115020207113044
)
Yusuf Efendi ( 115020207113022 )